Mengharukan.. Kisah Pemuda Yang Menikahi Jenazah Kekasihnya Meski Sudah Terbujur Kaku


Inilah Kisah Pemuda Yang Menikahi Jenazah Kekasihnya Meski Sudah Terbujur Kaku yang jarang sekali terjadi di dunia ini. Mungkin inilah yang dinamakan cinta sejati. Ahmad Haidir membuktikan janji nya untuk menikahi Erni, meski sang kekasih sudah tidak bernyawa lagi.


“Dia istri saya, dan akan selamanya menjadi istri saya.”

Kalimat ini diucapkan Edi, nama panggilan untuk Ahmad Haidir, via telepon, Minggu, 5/2/2017, saat memaparkan kisah cintanya yang tragis kepada FAJAR (Jawa Pos Grup). Cita-cita indah untuk meminang sang pujaan hati yang sudah direncanakan selama dua tahun, harus berakhir.
Tuhan berkehendak lain. Pesta pernikahan yang akan direncanakan pada bulan Oktober mendatang, batal terlaksana. Erni memilih mengakhiri hidupnya dengan meminum racun rumput. Meninggalkan Edi, kekasih yang sangat mencintainya.
Perjuangan Edi mendapatkan cinta Erni dan restu keluarganya, memang penuh tantangan dan perjuangan. Pemuda asal Kepulauan Nias, Sumatera Utara ini, menemukan pujaan hatinya di Parepare, dua tahun silam. Dia bertemu Erni yang ketika itu masih berstatus mahasiswi STIKES Baramuli.
Edi yang bekerja di salah satu koperasi di Parepare, langsung jatuh hati. Butuh waktu sampai akhirnya Erni mau menerima cinta Edi. Mereka memutuskan menjalin hubungan serius. Rencana pernikahan pun perlahan disusun.
Tak hanya perbedaan budaya yang harus disatukan. Perbedaan agama pun menjadi rintangan. Hingga pada akhirnya Edi, dengan seizin orang tuanya di Nias, memutuskan untuk masuk agama islam dan menjadi seorang mualaf. Makin muluslah rencana mempersunting Erni. Waktunya Oktober nanti, dengan mahar Rp40 juta.
Edi yang kini bekerja di Enrekang, tak sabar menghitung hari. Tapia pa yang terjadi, sebuah telepon dari Erni, Rabu, 1 Februari, bak petir di siang bolong.
“Dia bilang ingin mengakhiri hidup dengan meminum racun rumput,” ungkap Edi mengisahkan pembicaraan dengan calon istrinya hari itu.

Seketika itu Edi cepat-cepat menghubungi Wati, ibu Erni, calon mertuanya. Setelah itu dia memacu motornya ke Barru. Jarak 181 km dilaluinya kurang dari empat jam. Berharap dirinya masih bisa menyelamatkan nyawa Erni.

Sementara itu di Barru, mendengar laporan Edi, Wati langsung bergegas ke kamar Erni. Ibu tiga anak ini panik mendapati putrinya sudah lemas. Erni lalu dibawa ke Puskesmas Madello. Namun kondisinya semakin memburuk, hingga harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Parepare.
Kala itu Edi masih bisa menemui Erni yang sedang kritis. Dengan setia dia mendampingi calon istrinya. Membersihkan tubuh Erni setiap kali muntah-muntah. Membelai rambutnya dan membisikkan kalimat penyemangat agar cepat sembuh seperti semula.

Hingga akhirnya, Kamis dinihari, 2 Februari, wanita yang baru saja menamatkan kuliahnya itu mengembuskan napas terakhir. Tangis keluarganya pecah. Edi seakan tak percaya dengan peristiwa yang menimpa kekasihnya.

“Edi sangat mencintai anak saya. Dia seolah tak melepas pelukan meski telah Erni menjadi mayat,” ungkap Wati.

“Ini sudah kehendak Tuhan. Dan kamipun telah mengikhlaskan kepergiannya. Saya juga sudah meminta Edi untuk melupakan anak saya,” lanjutnya.

Orang tua Erni dibuat terkejut dengan jawaban Edi. Dan tak bisa menolak permintaan calon menantunya itu.

“Saya sangat mencintai Erni. Niat saya tak berubah, akan tetap menikah dengannya meski dia sudah tak bernyawa lagi,” kata Edi.

Setelah berdiskusi bersama keluarga, pernikahan akhirnya digelar pada Jumat siang, 3 Februari 2017. Lokasinya di rumah duka, tempat jasad Erni disemayamkan di Desa Lampoko, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru.

Imam masjid di kampung itu menjadi wali nikah. Disaksikan keluarga yang tak bisa menahan kesedihan.

Hari itu, Edi terlihat begitu gagah. Pakaiannya rapi, lengan panjang warna gelap. Kopiah warna hitam bertengger di kepalanya. Di sampingnya, terbujur mayat Erni yang sudah dibungkus kain kafan.

Semua berlangsung hikmat dengan cucuran air mata menghiasi peristiwa langka tersebut. Hingga saksi menyatakan “sah” resmilah keduanya menjadi suami istri. Meskipun beberapa saat setelah itu, Erni akhirnya diantar ke peristirahatan terakhir oleh keluarga dan sang suami, Ahmad Haidir (Edi).

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Mengharukan.. Kisah Pemuda Yang Menikahi Jenazah Kekasihnya Meski Sudah Terbujur Kaku"

Posting Komentar